Tiap orang punya kapasitas masing-masing dalam menghasilkan ide untuk sebuah pekerjaan. Namun tentunya ada hal-hal tertentu yang bisa diminimalisir untuk menghindari kesalahan. Salah satu pekerjaan yang membutuhkan banyak kehati-hatian adalah mendesain logo. Tak hanya berhubungan dengan klien, namun kita juga mesti bertanggungjawab pada publik. Buatlah desain yang baik dan berbanggalah ketika logo karya kita tampil dalam berbagai media.
Berikut ini berapa hal yang bisa menjadi kesalahan dari seorang desainer ketika mendesain logo (kelanjutan artikel sebelumnya: 10 Hal: Hindari Saat Mendesain Logo) sehingga perlu diperhatikan agar Anda bisa menghasilkan sebuah karya orisinil yang lahir dari sebuah kreativitas.
- Desain tidak orisinil. Logo Anda harus murni dari ide dan pikiran Anda. Strategi logo dan branding menjadi satu bagian untuk menciptakan sesuatu yang unik dan mudah diingat untuk klien Anda dan konsumen.
- Samar / tidak jelas. Setiap logo harus menyampaikan pesan kepada audiens. Jika konsumen potensial tidak tahu apa-apa tentang klien Anda setelah melihat logo, artinya Anda telah gagal.
- Raster. Banyak yang mencoba menjadi desainer logo ketika mereka hanya tahu photoshop. Ingat bahwa logo harus scalable. Menggunakan software vectorsemacam Illustrator atau CorelDraw adalah cara terbaik untuk membuat logo. Pembesaran atau pengecilan gambar tak akan mempengaruhi kualitas logo.
- Terlalu rumit. Banyak desainer baru mencoba untuk memperumit logo mereka dengan menambahkan banyak detail, terlalu banyak kata, slogan, dll. Keep it simple! Logo Anda akan lebih berkesan.
- Efek terlalu berlebihan. Secara umum, Anda harus menghindari bevels berlebihan, bayangan, tekstur, filter dan efek lain terlalu berlebihan. Dimasa depan, logo akan digunakan dalam berbagai media maka hal ini harus diperhatikan.
- Tipografi. Ada beberapa kesalahan umum yang sering dibuat ketika mendesain sebuah logo. Pertimbangkan beberapa di bawah ini:
- Spasi. Perhatikan kapan Anda harus menggunakan spasi yang lebar dan kapan ketika harus menghemat spasi. Sangat tidak efektif ketika Anda menggunakan spasi yang panjang ketika Anda harus menghemat ruang.
- Font yang mudah ditebak. Semua orang tahu Times New Roman, Tahoma, Arial karena mereka font default yang bisa ditemukan setiap hari. Cobalah untuk menggunakan sesuatu yang tidak default.
- Font yang mengerikan. Jangan menggunakan font seperti Curlz untuk membuat logo Anda. Coba gunakan sederhana, professional dan mudah terbaca kecuali untuk target audiens tertentu atau permintaan klien secara khusus.
- Font terlalu tipis. Font yang sangat tipis mungkin terlihat bagus pada layar komputer tapi mereka mungkin sulit untuk digunakan untuk proses cetak di atas kertas, kain atau border. Dan tentu saja tak mudah terbaca dari jarak jauh.
- Menggunakan terlalu banyak jenis font. Cobalah untuk menempel satu font-style (maksimal dua) dalam desain logo Anda. Aturan ini terutama berlaku ketika Anda HANYA melakukan pekerjaan mendesain logo dan bukan untuk pekerjaan desain lain seperti pembuatan poster atau brosur.
- Terlalu banyak masukan. Tidak salah meminta masukan atau pendapat dari orang lain, namun ketika berlebihan justru akan membuat Anda semakin bingung dan hanya menghabiskan waktu. Klien, kakak, teman, saudara, ibu, tetangga, orang di angkringan dan warung kopi. Mungkin mereka akan memberikan pendapat mereka yang berbeda tapi itu terlalu banyak yang tak perlu. Hanya libatkanlah orang-orang yang memang diperlukan dalam proses desain logo Anda agar bisa menjadikan pikiran tetap fokus pada tujuan semula.
- Menggunakan Clipart. Tanpa disadari bagi sebagian desainer, ketika pikiran sudah buntu mereka mengambil jalan pintas dengan mengambil elemen dari clipart yang bertebaran di internet. Cobalah ciptakan karya yang orisinil bagi klien Anda dan mereka pasti akan sangat menghargainya.
- Tidak bisa digunakan dalam format hitam putih atau grayscale. Satu hal yang penting untuk diingat tentang logo adalah bahwa akan sering digunakan dalam output hitam putih atau grayscale. Fax atau cetakan satu warna akan menggunakan logo dalam format satu warna.
- Non-scalable. Pastikan bahwa klien mendapatkan logo dengan skala penggunaan untuk berbagai aplikasi. Logo yang baik harus bisa ditempatkan secara jelas pada billboard ukuran 5 x 10 meter dan harus bisa tampil baik ketika menjadi favicon 16px.
- Tidak memperhatikan pengaplikasian pada media. Ketika membuat sebuah logo, jangan hanya berpikir bahwa sebuah logo hanya akan tampil di internet (kecuali klien sudah mengatakan demikian). Bagi sebuah perusahaan besar, logo akan tampil dalam berbagai media. Pertimbangkanlah bahwa logo Anda akan bisa diaplikasikan pada banyak media di masa depan. Internet, cetak, border, stiker, sablon manual, kaos, signboard dll.
- Egois. Jangan mendesain logo dengan tujuan bahwa hal itu akan membuat portofolio Anda tampak hebat. Tujuan pertama dan yang paling penting dari setiap desain logo adalah harus beroriestasi kepada tujuan klien mencapai target audiens mereka menjadi lebih efektif.
- Terlalu abstrak. Logo abstrak bisa menjadi terlihat professional untuk sebuah perusahaan. Mereka tak harus memvisualisasikan secara jelas apa goal dari perusahaan itu sendiri. Namun desainer sendiri perlu berpikir kapan saat yang tepat untuk menggunakan logo abstrak.
- Copycat Logo. Hal terburuk yang harus dihindari adalah menyalin atau menduplikasi logo lain secara brutal. Selain berefek sangat buruk bagi reputasi perusahaan, tentu saja Anda akan melawan hokum apalagi jika logo yang dicuri sudah memiliki hak cipta. Disinilah etika dari desainer sangat dipertaruhkan.
- Kombinasi Warna yang buruk. Secara psikologis, setiap warna mempunyai arti dan makna tersendiri. Cobalah untuk menyesuaikan warna yang Anda gunakan dengan melihat aspek-aspek dari perusahaan pemilik logo sendiri maupun audiens yang menjadi target pasar.
Comments
Post a Comment