Peta Atlantis buatan Athanasius Kircher (foto: Live Science)
WASHINGTON - Atlantis adalah sebuah pulau hilang yang legendaris dan sering dibayangkan sebagai peradaban maju serta bijaksana. Banyak orang yang telah terpikat untuk memecahkan misteri mengenai kota ini.
Pada 1800-an, seorang mistisis bernama Madame Blavatsky mengklaim telah memahamiAtlantis dari guru di Tibet. Seabad kemudian, fisikawan Edgar Cayce mengklaim Atlantis sebagai peradaban kuno yang bertenaga kristal., seperti dilansir dari Live Science, Selasa (18/9/2012),
Selain kedua cerita itu, masih ada deskripsi lain soal Atlantis. Seorang mistisis New Age, J.Z. Knight mengklaim telah mengetaui Atlantis dari ruh seorang pendekar berusia 35 ribu tahun, bernama Ramtha. Masih banyak lagi buku, majalah maupun situs yang coba mendeskripsikan Atlantis, dan kota llegendaris itu tetap saja populer.
Di sisi lain, faktanya cerita mengenai pulau legendaris ini pertama kali muncul dalam dua dialog Plato, yaitu Timaeus dan Critias yang ditulis pada masa sekitar 330 sebelum masehi.
Banyak orang yang membayangkan Atlantis layaknya surga, tapi dalam cerita yang ditulis Plato sebenarnya berbeda. Arkeolog Ken Feder merangkum kisah Atlantis Plato dalam bukunya Frauds, Myths and Mysteries: Science and Pseudoscience in Archaeology.
"Atlantis adalah sebuah kerajaan dengan teknologi maju namun menderita kerusakan moral, dan merekka berusaha mendominasi dunia dengan kekuatan. Satu-satunya yang menghalangi adalah sebuha kelompok kecil yang jiwanya murni, memiliki prinsip moral serta tidak korup, yaitu bangsa Athena kuno," tulis Feder.
Legenda Atlantis cenderung berupa cerita tentang heroiknya bangsa Athena ketimbang tentang peradaban yang tenggelam. Tapi sampai saat ini dikatakan bahwa tidak ada bukti keberadaan peradaban tersebut sebelum karya yang ditulis Plato.
Tidak ada jejak Atlantis yang ditemukan meski ilmu oceanografi telah sedemikian maju. Lebih jauh lagi, dilihat dari lempeng tekntonik yang membentuknya, keberadaan Atlantis dinilai mustahil. Pasalnya, benua-benua telah bergeser dan dasar laut menyebar.
"Geologinya jelas. Tidak ada permukaan pulau besar yang tenggelam di wilayah yang disebutkan Plato. Arkeologi dan gelogi modern memberikan penilaian yang tidak ambigu. Tidak ada benua Atlantis, tidak ada peradaban hebat seperti Atlantis," pungkas Feder. (yhw)
Pada 1800-an, seorang mistisis bernama Madame Blavatsky mengklaim telah memahamiAtlantis dari guru di Tibet. Seabad kemudian, fisikawan Edgar Cayce mengklaim Atlantis sebagai peradaban kuno yang bertenaga kristal., seperti dilansir dari Live Science, Selasa (18/9/2012),
Selain kedua cerita itu, masih ada deskripsi lain soal Atlantis. Seorang mistisis New Age, J.Z. Knight mengklaim telah mengetaui Atlantis dari ruh seorang pendekar berusia 35 ribu tahun, bernama Ramtha. Masih banyak lagi buku, majalah maupun situs yang coba mendeskripsikan Atlantis, dan kota llegendaris itu tetap saja populer.
Di sisi lain, faktanya cerita mengenai pulau legendaris ini pertama kali muncul dalam dua dialog Plato, yaitu Timaeus dan Critias yang ditulis pada masa sekitar 330 sebelum masehi.
Banyak orang yang membayangkan Atlantis layaknya surga, tapi dalam cerita yang ditulis Plato sebenarnya berbeda. Arkeolog Ken Feder merangkum kisah Atlantis Plato dalam bukunya Frauds, Myths and Mysteries: Science and Pseudoscience in Archaeology.
"Atlantis adalah sebuah kerajaan dengan teknologi maju namun menderita kerusakan moral, dan merekka berusaha mendominasi dunia dengan kekuatan. Satu-satunya yang menghalangi adalah sebuha kelompok kecil yang jiwanya murni, memiliki prinsip moral serta tidak korup, yaitu bangsa Athena kuno," tulis Feder.
Legenda Atlantis cenderung berupa cerita tentang heroiknya bangsa Athena ketimbang tentang peradaban yang tenggelam. Tapi sampai saat ini dikatakan bahwa tidak ada bukti keberadaan peradaban tersebut sebelum karya yang ditulis Plato.
Tidak ada jejak Atlantis yang ditemukan meski ilmu oceanografi telah sedemikian maju. Lebih jauh lagi, dilihat dari lempeng tekntonik yang membentuknya, keberadaan Atlantis dinilai mustahil. Pasalnya, benua-benua telah bergeser dan dasar laut menyebar.
"Geologinya jelas. Tidak ada permukaan pulau besar yang tenggelam di wilayah yang disebutkan Plato. Arkeologi dan gelogi modern memberikan penilaian yang tidak ambigu. Tidak ada benua Atlantis, tidak ada peradaban hebat seperti Atlantis," pungkas Feder. (yhw)
Comments
Post a Comment