Gak selamanya cinta itu bersemi di hati, kadang bisa menjadi panas, gugur, dan menjadi dingin dan membeku di dalam hati. Seperti layaknya musim di negara beriklim subtropis. Gak selamanya juga kita akan stuck di satu hati, ada kalanya perasaan bakal berpindah dan bergeser ke hati-hati lainnya. Lalu memberikan makna baru di kehidupan kita.
Selain cinta yang bergeser, ada juga beberapa hal lain yang bergeser, dalam hal ini maknanya, yaitu kata-kata yang sering kita ucapkan. Disadari atau nggak, kita sering mengucapkan dan mengunakan kata yang gak sesuai peruntukannya. Makna seseungguhnya dari kata yang kita gunakan kadang gak nyambung dengan apa yang kita tuju dan kita maksud. Bukan karena kita yang gak ngerti sebenernya, tapi itu karena persepsi orang yang berubah dan mengakibatkan terjadinya pergeseran makna di kata-kata itu. Pusing? Supaya gak pusing, kami kasih contoh deh.
Pertama, kata “sombong”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sombong itu adalah membanggakan diri secara berlebihan.
Yang sering terjadi, kita menggunakan kata sombong ini sering kali kepada teman kita yang gak nyapa kita pas ketemu di jalan contohnya. Padahal bisa aja dia lagi gak ngeliat kamu, atau ngeliat kamu tapi dia lupa dan ragu sama kamu, atau kamu mantan yang pernah nyakitin dia, jadi wajar dia gak nyapa.
Kadang juga sombong kita pakai ke orang yang gak mau follback kita di akun twitter. Padahal harusnya kita ngaca dulu, twit kita layak dibaca dan layak di-follow gak sih.
Kedua, kata “galau”.
Menurut KBBI juga, galau itu ketika pikiran kita gak keruan. Artinya, kalau kita lagi galau, kita pasti gak bisa mikirin sesuatu dengan jernih dan benar. Pikiran kita kacau, bahkan sampai gak bisa bedain mana semut jantan dan mana semut betina. (yaiyalah, siapa juga yang rajin beda-bedain semut jantan dan betina).
Yang terjadi, kita memakai kata “galau” ini seringnya kepada orang yang ngomongin mantannya, inget-inget masa lalu yang indah sama mantannya. Yakali itu galau. Kalau orang galau sih gak bakalan inget memori masa-masa indah kaya begitu.
Atau juga kalau ada orang yang ngetwit puisi dan sajak di twitter, langsung disebut galau. Sesungguhnya, orang yang ngetwit sajak itu bisa aja sambil ketawa, dan kalau lagi galau, mana bisa seseorang itu bikin sajak yang bagus dan indah.
Ketiga, kata “rasis”.
Rasis atau yang juga dikenal dengan rasialisme itu sebenernya artinya mengunggulkan ras sendiri dan menganggap ras sendiri itu paling keren.
Contoh kecil rasis adalah ketika kamu lebih mengunggulkan ras Cianjur daripada ras lain. Katanya ras Cianjur rasanya pulen dan harum, nasinya juga enak, apalagi kalau dimakan selagi panas. Eh, maaf itu beras. Oke, kita kembali ke rasisme.
Contohnya yang paling nyata adalah ketika dulu, orang kulit putih merasa lebih unggul dari orang kulit hitam. Orang kulit putih beranggapan bahwa orang kulit hitam itu hanyalah budak. Kejadian rasisme itu berlangsung lama hingga akhirnya banyak terjadi perkelahian yang memakan korban jiwa.
Sekarang, perselisihan orang kulit putih dan kulit hitam udah gak kerasa. Manusia hidupnya lebih dewasa dan bisa mengerti satu sama lain dalam hal warna kulit.
Anehnya, sekarang ini istilah rasis justru dipakai bukan untuk membedakan ras dan suku bangsa. Orang yang pake smartphone terbaru aja bisa dibilang rasis sama yang hp-nya masihmonophonic, padahal kalau dia memang butuh dan sangat memanfaatkan fitur canggih dismartphone tersebut, artinya dia tepat guna membeli smartphone.
Ada juga orang yang punya pacar dan pacaran di twitter dibilang rasis sama jomblo-jomblo. Padahal dia kan pengen pacaran aja. Siapa tau mereka pacaran di twitter karena gak bisa pacaran di dunia nyata karena LDR. Atau mungkin mereka pacaran di twitter karena kenal di twitter, PDKT di twitter, jadian pun di twitter. Bahkan berantem dan putus di twitter. Tapi, sampai mereka putus, mereka belum pernah ketemu. Ada lho yang kayak gitu. Kwuk!
Itu dia beberapa contoh kata yang sekarang ini memiliki pergeseran makna yang lumayan jauh. Menurut kalian, kata apa lagi sih yang sekarang mengalami pergeseran makna?
Sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi , Nyunyu.com
Comments
Post a Comment